FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum versi Kongres V Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, dirinya bersama partai yang ia pimpin bukan mencari sensasi kepada masyarakat. Cara-cara yang dilakukannya selama ini karena adanya Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sabagai Ketua Umum Partai Demokrat.
“Dalam kurun waktu sebulan terakhir cukup mewarnai politik nasional. Kami tidak dengan sengaja ataupun berupaya mencari sensasi, mencari panggung, dan mendramatisasi keadaan itu bukan karakter partai kami. Tapi memang adanya permasalahan serius,” ujar AHY di Kantor KPU, Jakarta, Senin (8/3).
AHY mengatakan, adanya kudeta kepada dirinya ini dilakukan oleh kader-kader yang telah diberhentikan dari Partai Demokrat. Sehingga dia mengaku aneh kenapa bisa membentuk KLB dengan menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum.
“Ini didalangi oleh sejumlah aktor utama kader tapi lebih banyak mantan kader. Itu semua sudah diberhentikan tetap dari partai bahkan secara tidak hormat,” katanya.
AHY menuturkan Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara ilegal. Karena hajatan KLB tersebut tidak merujuk pada AD/ART Partai Demokrat.
“KSP Moeldoko yang memiliki niat dan motif untuk mengambil alih Demokrat dengan cara-cara tidak legal tidak konstitusional,” ungkapnya.
Bahkan AHY mengatakan, 34 DPD seluruh Indonesia tidak dilibatkan dalam KLB tersebut. Sehingga dia mempertanyakan bagaimana bisa KLB terlaksana namun tidak melibatkan 34 DPD.
“Tegas kami sampaikan bahwa apa yang terjadi di Deli serang Sumut yang mereka klaim sebagai KLB sejatinya itu KLB abal-abal bobrok, ataupun tidak dapat sahkan secara legal,” tegasnya.