FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Penggunaan dana yang didepositkan oleh para nasabah Bank Mini Sekolah (BMS) mulai disorot. Muncul kecurigaan jika aliran dananya tidak jelas. Sayangnya, pengelola mulai tertutup.
Salah satu nasabah BMS yakni Hamdani Hasyim bercerita, jika dirinya pun masih punya deposit sebesar Rp20 juta. Pria yang berusia 52 tahun itu pun punya pandangan, jika dana yang dilempar keluar mungkin saja tidak sama dengan jumlah dana yang ditabung.
"Kalau kita diberi bunga tabungan 0,75 persen, lalu bunga pinjaman 1 persen. Kalkulasinya kan pasti tetap untung. Nah bisa saja juga sekalipun ditagih semua yang punya pinjaman. Tidak sampai Rp2 miliar itu uang," bebernya, Senin, 8 Maret.
Hamdani yang juga Sekretaris Komite SMKN 1 Pinrang mengaku, beberapa bulan yang lalu sempat ada pertemuan dengan para nasabah. Namun pada momen itu, tak ada keterbukaan dari pengelola BMS, siapa-siapa yang pinjam itu uang.
"Pak Rahman (Kepala Unit Produksi SMKN 1 Pinrang) cuma sebut beberapa nama yang katanya pinjam dana besar. Ada satu Wakasek dari sekolah lain," jelasnya.
Ayah lima anak itu pun mengaku, dirinya telah dikontak oleh kepala sekolah. Jika esok hari (read; hari ini), direncanakan diadakan pertemuan dengan para nasabah.
"Pak Kepsek WA saya, semoga pertemuannya bisa membuahkan hasil," harapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1 Pinrang, Lasidang, menolak membeberkan siapa-siapa saja nama peminjam yang telah mengambil dana di BMS. "Tidak bisa (berikan data). Tidak perlulah itu diumbar. Yang jelas salah satu kendala juga, menagih mereka yang sudah pensiun," imbuhnya.