Setop Pembangunan di Zona Banjir

  • Bagikan

Sebab kalau kami mau berharap wilayah itu bebas banjir, sudah susah. Dalam kondisi begini sistem pengairan di wilayah harus dibenahi total dan harus dikontrol," ucapnya.

Selain itu, ia berharap pembangunan pemukiman di wilayah Kodam III dan Perumnas Antang di area blok 8 dan 10 mesti dihentikan.

Fokus utamanya adalah memastikan agar wilayah itu memiliki sistem mitigasi yang efektif. Apalagi di wilayah perumnas Antang. Elevasinya sangat rendah. Hampir sama dengan muka air laut.

"Kalau sudah bagus dan banjir cepat surut kita tunggu beberapa tahun efektifitasnya. Kalau sudah konsisten dan banjir bisa dikendalikan, baru bisa kembali melakukan perencanaan tata ruang khusus permukiman. Untuk masalah pemerintah mesti tegas," ungkapnya.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengaku pembangunan di kawasan Perumnas Antang terutama di titik langganan banjir menjadi faktor yang menghambat laju aliran air. Karena itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan pengembang di daerah itu.

Selain curah hujan menjadi pemicu banjir di perumnas, juga disebabkan luapan anak sungai Jeneberang. "Karena meluap kami harus buang airnya ke sungai Tallo, tetapi terhambat pembangunan. Yang kita butuhkan saat ini adalah masalah banjir harus ada sinkronisasi antara pemkot dan pihak balai," pungkasnya.

Tim Survei Lokasi Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum (PU), Hasrul Hasan menjelaskan, intensitas hujan tinggi menjadi pemicu utama banjir. Kondisi di wilayah teraparah ada di Kodam III dan area Perumnas Antang. Saat ini, masih dipetakan penyebabnya.

  • Bagikan