“Pembangunan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) Parepare yang saat ini tengah menunggu ijin operasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah disiapkan gedung rektorat sementara yang memanfaatkan eks gedung Pemuda, dan merenovasi eks gedung DPRD sebagai ruang perkuliahan awal,” bebernya.
Wali kota berlatar belakang profesional hukum ini juga menindaklanjuti salah satu program prioritas Gubernur Sulsel di bidang kepariwisataan dengan hadirnya Rest Area dibeberapa daerah di Sulsel. Dirinya menawarkan konsep perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau yang dipadukan dengan fasum dan fasos dengan konsep Mattirotasi Water Park.
“Dan salah satu fasilitas sosial yang akan dibangun adalah Masjid Terapung BJ Habibie yang anggaran pembangunannya berasal dari Dana Insentif Daerah (DID),” jelasnya.
Ketua DPD I Golkar Sulsel ini membeberkan, keberhasilan pembangunan yang telah dicapai saat ini berdampak pada indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu tolok ukurnya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita.
PDRB per kapita masyarakat Parepare tahun 2016 lalu berhasil mencapai Rp 39,47 juta per orang per tahun dan kemudian di tahun 2017 meningkat menjadi Rp 42,90 juta per orang per tahun, pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp 45,94 juta perorang pertahun, pada tahun 2019 meningkat lagi menjadi Rp 49,80, dan pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi Rp. 49,92 juta perorang pertahun.
“Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Sulawesi Selatan. Pemerintah Kota Parepare terus menggenjot perekonomian masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.(*)