FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kolam Regulasi Nipa-nipa dijadwalkan akan ditinjau Presiden Joko Widodo, pekan ini. Kolam ini diandalkan untuk mereduksi luapan banjir akibat luapan Sungai Tallo di bagian hilir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menuturkan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembangunan Kolam Regulasi Nipa-nipa. Proyek ini dibangun sejak 2015 hingga 2019.
Pembangunannya di bawah tanggung jawab BBWS-PJ dengan kontraktor PT Adhi Karya dan PT Karya Rezeki-PT. Nur Ali Mandiri, KSO dengan anggaran sebesar Rp321 miliar.
"Kolam Nipa-nipa ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir pada 6 Kecamatan, yakni Pattalassang, Moncongloe, Manggala, Panakukang, Tallo, dan Tamanlanrea. Upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama," ungkapnya.
Kolam ini memiliki luas 83,93 hektare dengan kapasitas tampung sebesar 2,74 juta meter kubik. Akan menyimpan air untuk sementara waktu selama terjadi puncak banjir melalui pelimpah (spillway). Nantinya akan mengalirkannya kembali ke hilir Sungai Tallo melalui pintu pengatur dan atau pompa air.
"Ditargetkan mampu mereduksi banjir sehingga debit banjir yang mengalir di hilirnya mampu ditampung oleh Sungai Tallo. Untuk meningkatkan kapasitas tampung Sungai Tallo, akan dilakukan normalisasi sungai dan tanggul sepanjang 3 kilometer pada 2022 nanti," bebernya.
Proyek Bendungan
Menteri Basuki Hadimuljono juga menjelaskan, proyek Bendungan Karalloe di Gowa juga sudah memasuki tahap akhir pembangunan. Proyek ini dibangun sejak Desember 2013 lalu. Selain konservasi air, bendungan ini juga berpotensi menjadi destinasi wisata.