FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Melakukan operasi pasar mesti serius. Bukan saat harga melonjak tinggi baru gelisah.
Apalagi kalau operasi pasarnya digelar seadanya. Hanya beberapa jam saja.
Lepas itu, harga di pasar membumbung lagi. Hal ini disebabkan, saat ini dekat-dekat memasuki bulan suci Ramadan. Kebutuhan masyarakat sedang naik-naiknya.
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (unhas), Anas Iswanto Anwar mengatakan, harga melonjak jelang Ramadan sudah menjadi masalah klasik. Berulang kali terjadi setiap tahunnya.
Sehingga yang diharapkannya adalah keseriusan pemerintah mengatasinya.
"Jadi menggelar operasi pasar misalnya tidak sekadar pencitraan. Kalau memang serius mau memberantas permainan harga di pasar," saran Anas, Senin, 15 Maret.
Sebab, menurut Ketua Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi FEB Unhas ini, pemerintah harusnya tahu akar permasalahan yang membuat lonjakan inflasi.
"Kalau pemerintah serius mengatasinya pasti bisa. Apalagi kita di Sulsel sumber daya alamnya kan cukup melimpah," bebernya.
Pantauan Satgas Ketahanan Pangan Kota Makassar pada Minggu, 14 Maret, mencatat komoditas cabai rawit mengalami lonjakan cukup signifikan. Telah mencapai Rp80 ribu per kilogramnya.
Padahal dari data yang sama, ketersediaan stok cabai rawit masih cukup banyak. Mencapai 57,24 ton per harinya dibandingkan kebutuhan per harinya hanya 8,86 ton saja.
Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Endang Kurnia Saputra,
mengatakan, gejolak inflasi disaat ekonomi belum pulih betul, sangat tidak bagus. Khususnya cabai yang mengalami lonjakan secara nasional.