FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Anggota Komisi V DPR RI, Hamka B Kady mengpresiasi pemerintah telah meresmikan sejumlah proyek strategi nasional di Sulawesi Selatan. Mulai dari Bandar Udara Tana Toraja, Kolam Regulasi Nipa-nipa hingga Tol Layang AP Pettarani.
"Catatan saya adalah program strategi nasional di sektor infrastruktur lagi-lagi kendalanya pembebasan lahan," tutur Hamka kepada fajar.co.id di Makassar, Kamis (18/3/2021).
Politisi senior Golkar itu membeberkan perjalanan panjang proses pembangunan Bandara Toraja hingga akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang tadi.
"Bandara Toraja, panjang perjuangannya hingga bisa selesai. Kala itu tahun 2016, proyek pembangunan bandara ini sempat mangkrak karena banyak masalah, salah satunya persoalan pembebasan lahan," mulainya mengisahkan.
Akhirnya Hamka B Kady adalah salah satu orang di Komisi V DPR menginisiasi memanggil dua Bupati di Toraja (Nicodemus Biringkanae dan Kalatiku Paembonan) untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi V.
Kemudian dua bupati tersebut bersurat ke Presiden memohon dilanjutkan proyek pembangunan bandara Toraja. Singkat cerita Presiden Jokowi menyetujui lalu didisposisi ke Wapres Jusuf Kalla.
"Pembangunannya mangkrak. Zamannya Menhub Iganasius Jonan tidak bisa dilanjutkan pembangunannya. Di era Menhub Budi Karya dilanjutkan proyek ini karena sayang sekali jika mangkrak," bebernya.
Hamka mengatakan, pada waktu itu semua budget direview. Memang berat karena wilayah tebing dan merupakan lorong angin. Sehingga tebing atau bukit itu harus dipangkas. Memang butuh anggaran besar. Tapi proyek bandara ini harus berlanjut karena satu-satunya objek wisata legendaris di Sulsel ada di Toraja. Itu pertimbangannya.