FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA-- Stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi adalah salah satu gangguan kesehatan yang sudah menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah asupan gizi yang kurang, atau malah tidak ada sama sekali, sehingga pertumbuhan sang anak menjadi tidak normal.
Nah, untuk mengatasi hal ini atau mencegah stunting pada anak, maka pemerintah Indonesia menetapkan program percepatan pencegahan stunting pada anak sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Hal ini bukan tanpa sebab pemerintah menjadikan pencegahan stunting sebagai salah prioritas pembangunan, mengingat stunting akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan anak pada saat ia dewasa.
Nah, untuk mendukung program pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten, Senin (22/3/2021), di Aula Hotel Bukit Indah, Masamba, yang dibuka Sekretaris Daerah, Ir. H. Armiadi, M.Si.
Armiadi mengatakan, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 30,8% pada 2018 menjadi 14% pada 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, kata Armiadi, pemerintah menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting yang diharapkan bisa menjadi acuan bagi semua pihak di tingkat pusat, daerah hingga di tingkat desa dalam melakukan percepatan pencegahan stunting.
“Upaya pencegahan stunting akan lebih efektif jika intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen atau terpusat di tingkat kabupaten hingga desa,” kata Armiadi.