Dokter H Ahmadi Nur Huda, SpKJ, Psikiater Sekaligus Pendiri Pondok Pesantren

  • Bagikan


Saat remaja (SMP hingga SMA), Ahmadi pernah bersepeda berkeliling desa seharian sampai lupa waktu. Ikut kegiatan OSIS, pramuka, berkemah. Saat itu, Ahmadi bersekolah umum dan sorenya sekolah diniyah. Malamnya belajar mengkaji Alquran dan kitab-kitab keagamaan di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen.  

Ada pengalaman yang lucu dan masih diingatnya sampai sekarang. Saat itu Ahmadi kecil bersama teman-teman mencari jangkrik di tegalan setelah salat Isya, di tengah perjalanan, bertemu dengan pocongan, sehingga kabur semuanya, lari terbirit-birit.

Ahmadi pernah juga ikut lomba pidato, di tingkat SMP juara pertama, di tingkat SMA juara pertama, se-kota Semarang juga menjadi juara.  

Masa lalu Ahmadi benar-benar ibarat “kawah Candradimuka” yang begitu menempa dan mendewasakan dirinya. Diakuinya, ia sempat bekerja sebagai sales mobil di dealer mobil Aneka Sarana, milik seorang dokter spesialis Radiologi. Belum lagi berjuta pengalaman saat menjadi mahasiswa kedokteran, mulai dari merasakan asisten anatomi yang killer, saat aktif menjabat sebagai ketua BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) yang pertama di fakultas kedokteran dan di UNISSULA Semarang, saat menjabat sebagai ketua I BKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan) tingkat universitas di UNISSULA, saat ujian lokal dan ujian negara (CHS). Ahmadi mengambil ujian negara di UNAIR, karena saat itu setahun diadakan tiga kali.

Saat menjadi koas, pengalamannya yang tak terlupakan adalah di bagian IKK (forensik), saat itu ada otopsi dengan kasus orang mati karena ditembak. Pernah ketahuan dosen dan dimarahi karena bersama-sama teman memutar film perang saat koas berlangsung. Di bagian pediatri (anak), Ahmadi dan rekan pernah dimarahi dr. Bachtin, Sp.A., saat jaga malam, namun menariknya, setelah marah, malah merasa kasihan, lalu ditraktir mie. Di bagian obsgin (kandungan) di Kudus, saat itu bulan puasa, saat salat Tarawih, ada yang melahirkan, tidak ada dokternya, membantu proses persalinan hanya dibantu bidan.

  • Bagikan