FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Maraknya anak jalanan (anjal), pengemis dan gelandangan berkeliaran di jalan-jalan protokol Kota Makassar jelang Ramadan dan Idul Fitri menjadi pemandangan musiman setiap tahunnya.
Akar masalah dari kasus anjal dan gepeng ini harus digali lebih dalam lagi. Sebab, anggaran untuk mengurusi kaum marjinal tidaklah sedikit, sehingga diharapkan pemerintah dalam melakukan penertiban, substansi kebutuhan mereka harus terlaksana.
Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir mengakui persoalan tersebut sudah menjadi persoalan tahunan yang belum bisa diselesaikan tuntas oleh pemerintah kota (Pemkot).
Tak adanya solusi komprehensif penanganan membuat kehadiran mereka tiap tahun kian menjamur di segala titik strategis yang ramai dilalui kendaraan.
"Ini bukan lagi persoalan baru, cara menuntaskannya harus memang dengan komprehensif, tidak boleh hanya sekadar penertiban biasa," jelas Wahab, Selasa (30/3/2021).
Kata dia hari-hari besar seperti Ramadan merupakan ajang yang sangat sempurna digunakan oleh orang-orang tersebut lantaran meningkatnya keinginan masyarakat untuk beramal.
Wahab mengatensi keras dinas-dinas terkait untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Terlebih sangat banyak anak di bawah umur yang terlibat dan jelas akan menimbulkan kesan yang buruk terhadap Kota Makassar.
"Iya inikan anak-anak kecil di bawah umur, yang tidak ada kegiatan akhirnya malamnya ngumpul di situ dibawa orang tuanya. Jangankan anak-anak kecil seperti itu, itu bahkan banyak orang tua yang bawa anak bayinya, itu pembiaran dan bahkan orang tuanya yang suruh," lanjut Wahab geram.