Belajar kisah ‘kesabaran’ dari Pak Syam, begitu ia biasa dipanggil, biasanya dalam setiap turnamen atau kompetisi, terdengar nyaring kemunculan sosok pemain muda. Bahkan disebut ‘rising star’. Tapi sayangnya, dalam perjalanan waktu, beberapa diantaranya perlahan meredup dan tak terdengar lagi kabarnya bak ditelan bumi.
Karena itu, tidak salah bila Pak Syam kemudian memberi otokritik. Dimana salahsatu faktor yang menyebabkan banyak pemain muda Sulawesi Selatan dan daerah lainnya yang “berguguran” alias layu sebelum berkembang, karena karakter tidak sabaran. Serba instan, cepat puas diri karena pujian.
Penampilan PSM Makassar kali ini seolah menjadi satu tesis bahwa ada jalan lain dengan mengakumulasi kekuatan local pride yang terbukti jadi hidden power yang siap meledak. Caranya lebih simpel, juga modal lebih murah ketimbang ‘jor-joran’ belanja pemain asing yang selain sifatnya sementara juga tak ada jaminan mendongkrak prestasi.
Maka, Piala Menpora 2021 ini akan menjadi drama lanjutan tentang sebuah tarung dan kontestasi dengan aroma local pride. Apakah akan ada kejutan terbaru dari PSM Makassar dengan local pride-nya? * (Alumni Unhas dan Penggemar Sepakbola)