Terlebih, kata dia, apabila keduanya diberikan TPP dan jasa medik hal itu justru kian memberatkan keuangan di tengah pandemi covid-19 ini. "Kalau diminta juga TPP dan jasa medik. Bisa dibayangkan kami biaya dua kali lipat," bebernya.
Karena itu, ia menyarankan, agar para nakes bisa bekerja lebih baik lagi apabila ingin mendapatkan honor jasa medik yang besar. Sebab, jasa medik ini dihitung berdasarkan dengan kinerja masing-masing.
"Jadi jangan heran kalau ada yang memperoleh honor jasa medik rendah atau besar dibandingkan dengan yang lainnya. Ya, itu jasa medik ini dinilai berdasarkan pelayan," ujarnya.
Penilaian ini, kata dia, dihitung dengan dua metode. Pertama berdasarkan luas wilayah dan paling tertinggi jumlah pesertanya. "Semakin banyak pesertanya (pasien) sudah pasti semakin banyak pula jasa medik yang nakes terima," terangnya.
Sebaliknya, sambungnya, apabila pelayanan para nakes buruk atau tak disukai pasien, lalu pindah ke puskesmas lain untuk berobat, maka hampir bisa dipastikan mereka (nakes) akan mendapat honor yang sedikit pula.
"Sekarang orang sudah bisa pindah-pindah puskesmas untuk berobat. Kalau di Puskesmas Anda pelayanannya tak baik, maka sudah pasti kurang pula pemasukan Anda," bebernya.
Karena itu, ia berharap para nakes yang saat ini bekerja di puskesmas agar kiranya sedikit bersabar. Tak menuntut terlalu banyak.
Apalagi kalau meminta agar jasa medik dan TPP juga diberikan. "Kalau kami paksakan jasa medik lalu TPP juga diberikan, hampir pasti sangatlah berat. Harus pilih salah satunya," tutupnya. (*/fajar)