“Kasihan juga, si Eko.” Sambung Mamak.
“Iya itu, Buk.” Sahut Bapak.
“Lebih kasihan induk sapinya dong, Buk.” Sambungku.
“SudahlahNduk, sebaiknya kita istirahat sekarang.Mungkin dalam tiga hari; induk sapitidak akan berbunyi lagi.”Ucap Bapak; seraya mematikan televisi.Waktu memang menunjukkan tengah malam, tetapi Aku masihsaja terjaga; karenamendengar bunyi induk sapi yang belum juga berhenti. Semakin larut, bunyi itu keras sekali.Induk sapi seperti berteriak tiada hentinya; yang seakan-akan belum bisa menerima keadaan itu.
Sesungguhnya pikiranku terganggu oleh bunyi induk sapi itu; sekaligus juga tertarik untuk mencari tahu; alasan tentangseekor hewan juga bisa seemosional itu. Aku mencari informasi melalui google pada ponselku. Aku mengetiknya demikian, “apakah hewan punya perasaan?”. Sebelum ini, aku hanya mendengarnya dari orang-orang sekitarku, tetapi kali ini aku akan memahaminya seorang diri. Aku mendapatkan informasi sebagai berikut:
“Hewan memang tidak tahu apa yang baik dan apa yang jahat, tetapi hewan punya perilaku emosional seperti yang dimiliki oleh manusia, misalnya; merasa sakit, sedih, marah, stress, gembira,takut dan lainnya. Tidak sedikit hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa hewan juga memiliki emosi (perasaan).”