FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Program Buy The Service (BTS) terus dimatangkan. Agar program angkutan massal ini tidak senasib dengan Bus Rapid Transit (BRT) Mamminasata.
Kementerian Perhubungan memang sudah bulat. Menyiapkan angkutan massal yang masif, bagus, dan signifikan. Lompatan program BTS diharap sudah bisa maksimal pada akhir tahun 2021.
Program ini nantinya akan didukung manajemen pengelola. Di mana, mereka akan melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi dengan sistem operasional kendaraan.
Biasanya meliputi sistem operasional, pemeliharaan, pengelolaan keuangan, sistem SDM yang didukung dengan digitalisasi secara real time. Tujuannya, pelayanan angkutan umum yang lebih profesional.
Memang ada banyak perbedaan dari operasional New BRT. Salah satunya soal subsidi. Di mana anggaran untuk operasional hingga bus akan disiapkan Kemenhub. Dananya mencapai Rp21 miliar lebih.
Selain itu, jalur yang dirancang minim bersinggungan dengan layanan angkutan kota. Meski tak memiliki jalur khusus, tetapi dipastikan dampak kemacetannya minim.
Di sisi lain adalah, bus BTS yang berukuran sedang itu tak akan mengambil banyak badan jalan. Ukurannya setengah dari BRT Mamminasata.
"Pemerintah pusat membackup program ini. Makanya kami optimis bisa terlaksana. Perencanaan awal ada empat rute yang disetujui untuk dibuka pada September mendatang," kata Kepala UPT Transportasi Mamminasata Dishub Sulsel, Prayudi, kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Muhammad Arafah meyakini, program New BRT tak akan mogok di tengah jalan. Menurutnya, pola angkutan ini berbeda dengan sebelumnya. Apalagi ada pembiayaan langsung dari pemerintah pusat.