“Sampai Kiamat” RTH Makassar Tak Bisa Dipenuhi

  • Bagikan

Salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah Jalan Urip Sumoharjo. Hampir di sepanjang ruas jalan ini, terasa panas. Mengapa? Hal itu dikarenakan minimnya penghijauan.

"Silahkan saja cek kondisi di depan salah satu rumah sakit yang baru saja berganti nama di ruas jalan itu. Apakah RTH-nya sudah sesuai dengan luasan bangunannya. Ke depan, kami berharap hal-hal ini bisa dibenahi. Ini menjadi tugas kita bersama," paparnya.

Terkait pelayanan perizinan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Makassar, Iman Hud belum bisa dikonfirmasi.

Krisis Oksigen

Sementara itu, Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel, Muhammad Al Amin menilai angka RTH di 8,2 persen termasuk sangat darurat. Apalagi aktivitas masyarakat memasuki status normal. Artinya, segala aktivitas kendaraan bakal meningkat. Sehingga, dapat dipastikan kualitas udara semakin minim.

Kemudian, untuk persebaran RTH Publik dan RTH Privat, pada dasarnya didominasi oleh RTH Privat karena lahan tersebut mendapat perawatan yang lebih intensif. Meskipun RTH Privat tampak beralih fungsi menjadi RTH Publik, misal kampus Unhas, kantor gubernur, GOR Sudiang, dan beberapa lahan hijau lainnya.

Meskipun begitu, ia tak permasalahkan status publik atau privat sebuah RTH. Akan tetapi, fungsinya sebagai lahan serapan air hujan dan juga sumber oksigen menjadi poin utama. "Selama fungsinya dapat menopang kualitas udara semakin baik tidak ada masalah," katanya. (*)

  • reporter: enol syahyadi
  • editor: amrullah b gani

  • Bagikan

Exit mobile version