Wanita haid disampaikannya bahwa tetap bisa membaca Al-Qur'an, tetapi tidak menyentuhnya langsung. Bisa dibaca dengan gadget atau smartphone, atau membaca dengan menggunakan kaos tangan. Wanita dalam kondisi haid juga diperbolehkan berdzikir.
"Karena Nabi Muhammad SAW mengatakan, jika orang beruzur, dia sakit atau bersafar, maka tetap dicatatkan pahalanya sebagai mana yang biasa ia kerjakan. Semoga para wanita kalau yang biasanya semangat berpuasa, tahu-tahu dia haid, mudah-mudahan dicatat pahala ibadah puasanya, karena itu kebiasaan dia," paparnya.
Di bulan Ramadan ini, penekanannya, bahwa kaum wanita untuk dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat, tidak bergunjing atau terlalu banyak mengkonsumsi konten media. "Bulan Ramadan ini bulan spesial yang setiap detik, benar-benar mempengaruhi nasib kita di alam Barzah sebelum nasib kita di hari akhirat kelak," sebutnya.
Lainnya, bahwa pergi bersilaturahmi dengan keluarga terutama pada orang tua sangat dianjurkan.
"Ibadah yang paling agung yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu adalah berkhidmah kepada suami dan anak-anaknya. Ibu-ibu yang berbakti sama suami di luar Ramadan pahalanya besar apalagi di bulan Ramadan, seperti menyiapkan sahur dan buka puasa untuk suami itu semua berpahala. Ini beberapa hal yang hendaknya diketahui para wanita agar mereka dapat beramal saleh sebanyak-banyaknya di bulan Ramadan," pungkasnya. (*)