FAJAR.CO.ID, MAMUJU -- Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar) mulai membangun gedung perkantoran yang baru. Kali ini, lebih tinggi dari sebelumnya.
Gedung yang lama ambruk akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo, 15 Januari lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian meninjau lokasi gedung yang roboh itu, pada 19 Januari.
Jokowi menyarankan agar membangun gedung perkantoran yang baru tidak lebih dari tiga lantai. Sayangnya, Pemprov Sulbar memilih untuk mengabaikan saran Jokowi.
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar berkilah, gedung setinggi 4,5 lantai dibangun dengan konstruksi tahan gempa. Menurutnya, ketinggian gedung sudah dikaji oleh tim akademisi serta konsultan proyek.
"Persoalan ketinggian gedung, bukan faktor utama ambruknya sebuah bangunan. Tetapi karena fondasi yang tidak kokoh, atau tanah yang mudah bergeser," jelas Ali, Minggu, 25 April.
Ia memastikan, kontraktor yang membangun gedung tersebut memperhatikan detail hingga sekecil apapun. "Jadi jangan lagi baru satu kali gempa sudah runtuh. Tetapi bagaimana caranya bangunan bisa bertahan sampai ratusan tahun," ungkapnya.
Sekprov Sulbar, Muhammad Idris pun meluruskan bahwa batasan ketinggian gedung bukan menjadi kesepakatan. Tetapi lebih menekankan pada kontruksi yang kokoh.
"Tahan gempa itu yang bicara konstruksi. Sebetulnya di satgas tidak pernah bicara lantai, yang penting tahan gempa bumi. Nah, tahan gempa itu biasa orang berbicara tentang konstruksi. Jadi, ini akan menjadi percontohan bangunan tahan gempa," beber Idris.
Sekadar diketahui, proyek ini bakal menyerap APBD sebesar Rp39,3 miliar. Gedung ini terdiri dari 4,5 lantai, dibangun di atas lahan seluas 4.097 meter persegi.