FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Perusahaan daerah (PD atau perusda) Makassar berkinerja kurang bagus. Hanya PDAM yang rutin menyetor dividen.
Terdapat lima perusda milik Pemkot Makassar. PD Rumah Potong Hewan (RPH), PD Terminal Makassar Metro, PD Bank Perkreditan Rakyat (BPR), PD Pasar Makassar Raya, dan PDAM.
PD Parkir yang punya potensi terbesar, malah berkontribusi minim terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Hanya Rp433 juta (2020). Masih lebih tinggi dividen PD Pasar yang menyetor Rp711 juta.
PD Terminal Makassar Metro dan PD RPH bahkan sama sekali tak menyetor dividen tahun lalu. Sementara PDAM berkontribusi ke kas daerah Rp9 miliar alias yang tertinggi di antara semua perusda.
Pengamat Ekonomi Unhas Anas Iswanto Anwar mengurai, perusda yang mandek menyetor dividen memang sudah seharusnya dievaluasi. Salah satu opsinya adalah ditutup.
Hakikatnya, perusda dibentuk untuk membantu pemerintah daerah dari segi pendapatan. Diharap memberikan kontribusi keuntungan berupa dividen. Muaranya, meningkatkan PAD.
Akan tetapi, selama ini yang terjadi, sejumlah perusda justru menjadi beban bagi APBD. Dana-dana lebih banyak dipakai untuk menambah modal, sebaliknya tidak menghasilkan. Bahkan tak sedikit yang mendapat penyertaan modal via APBD, malah tak kembali modal.
"Ini kelihatannya sudah lama memang beberapa perusda harus harus dievaluasi. Harus ditinjau kembali kenapa bisa operasionalnya lebih tinggi," ujar Anas, kemarin.
"Mungkin itu karena gaji pegawainya besar-besar semua. Lebih banyak jalan-jalannya. Semua pakai mobil dinas baru, terlalu banyak pegawainya. Itu kan bisa saja terjadi yang membuat operasional membengkak," sambungnya.