Pemalakan Berkedok Parkir

  • Bagikan
Seorang Jukir di Pasar Sentral di amankan Polsek Wajo bekerjasama dengan PD Parkir Makassar Kamis, 29 April. Berdasarkan keluhan masyarakat banyak jukir meminta uang parkir melebihi harga yang tertera di karcis parkir resmi -- TAWAKKAL/FAJAR

FAJAR.CO.ID - PARKIR liar masih jadi momok. Keberadaannya makin meresahkan.

Di pasar-pasar tradisional, para jukir liar bebas beraksi. Memainkan tarif sampai Rp20 ribu sekali parkir. Bikin warga resah. Beberapa tahun lalu bahkan ada yang memasang Rp50 ribu di kawasan Butung.

Alfian (35) tak bisa berbuat banyak. Dirinya mesti merogoh kocek hingga Rp20 ribu. Padahal kendaraan roda empat hanya terparkir beberapa saat. Tepatnya di area Makassar Mall.

"Memaksa juga. Kita juga tak bisa apa-apa karena ini banyak temannya," ujarnya, Kamis, 29 April.

Warga asal Gowa yang juga wiraswasta ini juga tak tahu ke mana dia mesti mengadu. Menurutnya, jukir terlalu diberi kebebasan. "Tentu masyarakat tidak nyaman kalau dikasi begini," katanya.

Aksi jukir liar yang menjurus kasar ini pun membuat Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto geram. Menurutnya, jukir yang meminta dengan tarif sangat mahal sudah bisa dikatakan pemalakan.

"Harusnya tidak boleh ada premanisme yang dominasi kota. Saya tahu siapa mereka. Mestinya perusda kita jeli dan peka. Karena ini bukan kejadian sehari," tegas Danny.

Danny pun meminta perusda tidak boleh bersikap pasif. Jangan baru ada keluhan yang viral baru bertindak. "Kenapa PD Parkir. Urusannya juga PD Pasar juga. Kalau diam-diam itu bisa diartikan lain sama orang," katanya.

Direktur Operasional PD Pasar Makassar Raya Saharuddin Ridwan mengatakan penataan parkir di pasar tradisional memang sudah saatnya dibenahi.

"Sudah ada pernah (kerja sama antara perusda), tetapi sampai saat ini masih tetap dikelola PD Parkir padahal kawasan parkir di area pasar itu adalah salah satu fasilitas bagi pembeli," katanya.

  • Bagikan