FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Ketersediaan bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Makassar lebih kecil di bandingkan dengan lulusan Sekolah Dasar (SD) tahun 2021.
Dari data yang dihimpun tahun ini ada sekitar 23.408 siswa yang telah menyelesaikan pendidikan ditingkat SD, sementara daya tampung SMP di Makassar hanya 13.806 siswa
Bila melihat data tersebut terdapat ketimpangan jumlah lulus dan ketersediaan sekolah dengan selisih sebesar 9.602 siswa.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto mengatakan ada potensi 33.000 anak-anak tidak mendapatkan pelajaran jika dilihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kalau dilihat dari tamatan TK ke SD itu 100 persen terpenuhi, tetapi kalau dilihat dari B0S umur sekolah anak-anak, maka ada potensi 33 ribu anak tidak sekolah," kata Danny, Rabu (26/5/2021).
Melihat ketimpangan tersebut Danny Pomanto berencana akan melakukan inovasi berupa hybridisasi pendidikan sesuai dengan visi-misinya semua harus sekolah.
Menurut Danny hybrid pendidikan merupakan salah satu pembelajaran diluar kelas, seperti kelas lorong, kelas pulau, dan kelas alam di Lantebung.
Menariknya, lanjut Danny sebuah inovasi tersebut juga akan mengeksplore dalam mewujudkan merdeka belajar dari Menteri Pendidikan.
"Jadi ini kelas, bukan study banding, sehingga menghybridisasi pendidikan itu misalnya kapasitas bangku sekolah hanya 100 siswa, kalau kita kasi hybrid bisa kita kasi cukup 200, dengan bertukar ada libur ada sekolah, dan ada dalam 1 hari mereka berkumpul di sekolah terbuka," jelasnya