Warga dan Pelaku Usaha Mulai Bosan Prokes

  • Bagikan

"Cukup berhasil, artinya apa? Kalau sekarang kita cari tempat-tempat seperti warkop, kafe, rumah makan, itu tidak banyak yang buka di atas jam 10 (malam)," ujarnya.

Ked epan, patroli akan terus dilakukan, pihaknya akan ingin memastikan tidak ada lagi kerumunan orang yang dapat menjadi faktor penyebaran virus korona.

"Masih terus kita lakukan patroli. Semua harus taat dan patuh protokol kesehatan," tegas dia.

Tak luput dari perhatian Satgas Raika, para pengunjung biasanya masih banyak yang abai. Masih saja tidak menjaga jarak, tidak pakai masker.

"Ini sebenarnnya masalah kita bersama. Kurangnya kesadaran. Saya masih dapati saat kunjungan banyak yang tidak pakai masker, jaga jarak dan sebagainya. Itu langsung kita tegur di tempat," tukasnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Makassar Andi Hadijah Iriani menjelaskan peningkatan kasus Covid-19 terjadi karena sulitnya menyadarkan masyarakat untuk mematuhi prokes. Apalagi, pemerintah cukup kewalahan membendung arus mudik.

"Sulit untuk membendung keinginan masyarakat untuk tidak mudik yang bisa saja dapat menimbulkan klaster baru," katanya.

Kendati begitu, meningkatnya kasus Covid-19 yang ditemukan, menunjukkan bahwa pelaksanaan tracing cukup gencar di tingkat puskesmas. Peran masyarakat sangat penting untuk pencegahan.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku membentuk "Covid-19 Hunter". Tim ini bekerja untuk mencari suspect atau orang yang diduga kuat terjangkit Covid-19.

Misalnya, mereka yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif dan menunjukkan gejala terinfeksi. Jika ditemukan, orang terdekatnya akan langsung ditelusuri.

  • Bagikan