Perempuan 40 tahun itu menganggap, orang yang kaya dan miskin ibarat Yin dan Yang yang pastinya akan selalu ada. Hanya saja bagaimana dibuat semacam rekayasa sosial supaya dua kutup ini bisa saling membantu untuk kemausiaan. “Tinggal bagaimana kita sebagai manusia menyelesaikannya dengan kasih, bersama-sama menyelesaikan masalah yang ada,” tutur Wulan Guritno.
Desainer Stella Rissa menambahkan, social movement Kasih ini sejatinya sudah digagas sejak tahun lalu. Namun gerakan ini sempat ditunda akibat sempat ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat ruang jadi sedikit terbatasi. “Dengan basic saya sebagai seorang desainer, kita ingin membuat social movent Kasih, sesuatu yang universal yang diajarkan oleh semua agama,” kata Stella Rissa.
Gerakan sosial Kasih ini juga mendapat dukungan dari banyak individu hingga komunitas. Salah satu dukungan datang dari komunitas sepeda. Gerakan sekaligus kampanye sosial ini dianggap memiliki visi dan misi yang sama untuk menyebarkan cinta dan kemanusiaan.
“Kita ingin menyediakam air bersih. Ini sangat dekat dengan ibu ibu dan kaum perempuan. Rencananya kita akan membantu beberapa daerah di NTT. Sebenarnya bukan NTT saja tapi ke semua daerah di Indonesia. Tapi untuk sekarang ini program kita di NTT dulu,” ungkap Amanda Gratiana Soeksah selaku founder Hope. (*)