"Ini dilakukan karena kita ingin mencapai tracing 1.000 setiap hari. Yang sudah tersedia 400 ribu antigen, disiapkan 200 ribu untuk anak sekolah dan 200 ribu untuk Covid-19 Hunter. Tapi tergantung fluktuasi jumlah kasus," jelasnya.
Tujuan lainnya, kata Danny, agar tanggung jawab pencegahan Covid-19 bukan hanya pada pemerintah tapi juga pada rumah tangga, tempat kerja dan tempat usaha.
"Saya tidak akan segan-segan me-lockdown tempat. Namanya lockdown titik. Selama ini kan Isman (isolasi mandiri), lebih sukarela tapi batasnya tidak jelas," kata Danny.
Covid-19 Hunter berbeda dengan Satgas Raika (Satgas Pengurai Kerumunan) yang lebih dulu dibentuk beberapa pekan lalu. Meskipun sama-sama bagian dari Makassar Recover, namun keduanya memiliki tugas berbeda.
"Pasukan ini beda dengan Raika. Mereka bekerja kalau ada suspek, apalagi kalau ada konfirmasi. Kalau ada suspek dan konfirmasi, kami akan periksa rumah tinggal," kata Danny.
Sementara Satgas Raika bertugas mengurai kerumunan di tempat-tempat publik. Sejauh ini, Satgas Raika sudah bertugas di lapangan dan kerap menemukan banyak kerumunan.
Selain Satgas Raika, ada juga tim detektor yang merupakan bagian dari program Makassar Recover. Nantinya tim ini bertugas untuk skrining awal.
"Detektor turun mendeteksi semua masyarakat Makassar dan tidak dalam posisi tracing. Hasilnya adalah di kesehatan masyarakat Makassar. Raika mengurai kerumunan. Hunter memburu kontak erat yang dicurigai tertular," tutup Danny. (ikbal/fajar)