“Sekarang kita dalam masa proses seleksi yang kita lakukan di berbagai wilayah kabupaten dan kota dan ada juga seleksi yang dilakukan langsung di sini. Untuk kuotanya, di tahun ini ada 40 kursi beasiswa untuk jenjang SMA dan 40 untuk jenjang SMP. Terkait persyaratan, yang paling utama adalah terkait tes, di mana para calon siswa, harus bisa lolos dari tes yang kami lakukan langsung dengan berbagai format seleksi ketat. Hal itu kita lakukan karena kami dan tim tidak sepenuhnya percaya pada nilai akumulasi rapor dari sekolah, itulah kenapa kami menetapkan seleksi dengan tes yang kami rancang dan lakukan secara mandiri,” lanjutnya.
Selain itu, ada pula wawancara dan survei kelayakan ekonomi dari para pendaftar, semuanya dilakukan secara transparan dan mandiri oleh tim SIA Bone.
“Kita juga melakukan wawancara untuk para pendaftar, ada juga proses survei yang dilakukan oleh tim untuk melihat kelayakan ekonominya, agar kami betul yakin bahwa anak tersebut layak sebagai penerima zakat. Jika di kemudian hari kita dapat ada di antara mereka yang melakukan pemalsuan data, maka akan kami hentikan beasiswanya langsung,” tandas Syamsul.
Dijelaskan pula bahwa untuk anak-anak penerima beasiswa dan anak-anak yang masuk dengan jalur reguler, tidak ada perbedaan perlakukan yang dilakukan, semuanya sama mulai dari porsi ekstrakurikuler hingga keterlibatan dalam berbagai ajang yang diikuti oleh SIA Bone.
Seiring berjalannya waktu, berbagai prestasi telah ditorehkan oleh para penerima beasiswa Yayasan Hadji Kalla yang bersekolah di SIA Bone, Syamsul Bahri juga menjelaskan bahwa hampir di segala lini dan di berbagai ajang di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional, selalu ada siswa penerima beasiswa yang menjadi juara dan menyumbangkan banyak medali untuk Sekolah Islam Athirah Bone.