FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Bendahara Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Sinjai, Abib Al Mu’min Mapasara dinilai masih dangkal pemahaman tentang media. Lantaran, menuding media sebagai pengkritik atas polemik kegiatan studi banding yang mereka lakukan di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.
Pernyataan Abib yang juga Kepala Desa Lasiai, Kecamatan Sinjai Timur itu ditanggapi oleh Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Sinjai, Muh Syahidin. Dia menegaskan jika media bukanlah pengkritik. Melainkan penyaji informasi yang disampaikan oleh narasumber.
"Jadi pernyataan tersebut membuktikan bahwa dia (Abib) masih dangkal pemahaman tentang media, media hanya sebagai wadah untuk menyampaikan kritikan dari narasumber," tegas wartawan Harian Berita Kota Makassar ini.
Selain itu, dia menantang Bob sapaan akrab Abib, untuk menyampaikan media apa saja yang sering melakukan kerja sama untuk promosi desa. Sebab, selama ini, pemerintah desa tidak menganggap promosi dan sosialisasi di media tidak penting.
"Sebut saja media apa yang selalu kerja sama tapi ternyata tetap melakukan kritikan ke pemerintah desa," tantangnya.
Ketua Jurnalis Peduli Sinjai (JPS), Syamsul Bahri turut menanggapi pernyataan Bendahara Apdesi tersebut. Dia meminta agar aparat desa tidak anti kritik.
Apalagi, media hanya wadah dari publik dan aparat untuk menyampaikan kontrol sosial kepada pemangku kebijakan. Demikian juga sebaliknya.
"Janganlah anti kritik, anda punya hak untuk menjawab dengan baik, jika apa yang disampaikan oleh sumber keliru," beber Samba sapaan karibnya.