Anis melanjutkan, kendala vaksinasi adalah persetujuan keluarga. Meski begitu, bukan penghalang karena pihaknya mencoba terus meminta persetujuan keluarga.
"Untuk membangkitkan minat disuntik adalah kata-kata 'cepat pulang. Supaya cepat pulang, maka suntik'. Ada tadi di dalam bicara kita tidak lama lagi pulang," kisahnya, terkekeh.
Sementara itu, Khairul, mengurai, pihaknya sangat merespons program pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi ODGJ. Apalagi, ODGJ termasuk kelompok rentan terjangkit korona karena perilaku hidup bersih tidak terjamin.
"Semoga setelah ini terus berlanjut agar aman untuk petugas, juga keluarga ketika dia kembali ke rumah," terangnya.
Di Bangsal kenari, dijelaskannya memang merupakan tempat bagi pasien ODGJ yang mengalami gangguan jiwa berat. Dan rata-rata mereka merupakan pasien yang berulang kali masuk RS.
Selain itu, para pasien di bangsal ini juga sebelumnya secara keseluruhan pernah terpapar Covid-19. Ada pun 10 orang yang divaksin pertama ini pernah teridentifikasi positif Covid-19.
Risiko merawat pasien ODGJ, dikatakannya amat besar. Dalam waktu yang singkat, bisa saja pasien berhalusinasi dan mengalaminya perubahan perilaku. Jadi petugas harus waspada terhadap kontak fisik.
"Sebagai petugas harus sadar bahwa dia adalah pasien. Kita juga sudah dibekali terhadap trik-trik menangani pasien. Tingkat kesabaran dan kewaspadaan sangat tinggi," paparnya. (bus)