Vaksinasi kepada ODGJ punya tantangan. Terutama karena mereka tak memahami manfaatnya.
Laporan: BUSRAH HISAM A
FAJAR.CO.ID -- Masih seperti yang dahulu. Sebelum mengajak Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ikut dalam pengobatan atau perawatan, Dahrianis membujuk pasien pelan-pelan.
Dahrianis adalah Penanggung Jawab Bangsal Kenari di RSKD Dadi, Makassar.
Suaranya lembut, tetapi jelas. "Menghadapi pasien seperti ini intinya adalah komunikasi," katanya, berseri.
Dalam pikiran pasien ODGJ, yang muncul adalah kembali ke rumah. Nakes lalu menstimulasi mereka agar patuh berobat demi pulang ke rumah. Itulah yang biasa dilakukannya.
"Jadi sebelum vaksinasi, saya bujuk untuk berobat agar bisa cepat pulang," ujarnya kepada FAJAR saat diwawancarai usai pelaksanaan vaksinasi ODGJ di Bangsal Kenari, RSKD Dadi, Kamis 17 Juni.
Jurus pria yang sudah mengabdi sejak tahun 1990-an di RS Dadi ini pun terbukti ampuh. Para pasien sebelum dan setelah divaksin cukup tenang, menurut apa adanya.
Kegiatan vaksinasi dimulai tepat sekitar pukul 10.30 Wita. Belasan petugas dan satu dokter yang turut serta dalam vaksinasi sepuluh ODGJ. Di Bangsal Kenari terdapat 80 ODGJ.
Bangsal itu termasuk ruangan intermediate secara khusus menangani pasien dengan tingkat kegelisahan tinggi, semisal depresi dan stres berat. Selain itu umur para pasien juga lebih banyak muda dibanding ruangan lain, seperti Ketapang yang hanya merawat pasien lansia.
Dengan penghuni yang mengalami gejala berat, tidak jarang teriakan-teriakan tidak jelas terdengar di sudut-sudut ruangan.