Fasilitas pendidikan di kawasan kepulauan memang kerap tertinggal. Sudah ada sekolah, namun alat peraga untuk aktivitas belajar mengajar sangat terbatas.
Laporan: Andi Syaeful
FAJAR.CO.ID, SELAYAR -- Sudah setahun lebih, aktivitas pembelajaran tatap muka di pulau ini tak dilakukan. Hanya ada dua sekolah, yakni satu sekolah dasar (SD) serta SMP negeri milik pemerintah. Ini karena pandemi.
Letak sekolah ini berdampingan. Ruang kelas sangat terbatas. Untuk SD Inpres 95, terdapat satu kelas untuk setiap tingkatan. Begitupun dengan SMP 38 Selayar, juga hanya ada satu kelas saja untuk masing-masing tingkatan.
Sama sekali, tak ada kegiatan di sekolah, hanya beberapa siswa yang tampak datang, untuk sekadar bermain. Baik guru dan kepala sekolah pun juga tak masuk kntor. Maklum, mayoritas PNS yang ada di sekolah ini berasal dari luar.
Balai Taman Nasional Taka Bonerate, tak tinggal diam melihat kondisi ini. Selama setahun lebih, anak-anak tak belajar. Lebih banyak di rumah. Bahkan mereka yang dahulunya bersekolah, justru membantu orang tuanya.
Bekerja sama dengan Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Tarupa, mereka menghadirkan taman baca bahari. Lokasinya tepat berada di samping kantor SPTN Wilayah 1. Konstruksinya berupa gubuk kayu, ada beberapa rak berisi sekitar 100 buku bacaan.
Mulai dari buku pelajaran, hingga cerita-cerita. Setiap hari, ada puluhan anak-anak baik tingkatan SD dam SMP yang datang. Baik untuk membaca buku, serta bermain. Bahkan menjadi tempat mereka untuk belajar mengaji.