Sementara itu, di tempat yang sama, Dr Azarai menyampaikan, bahwa benih jagung hibrida hasil pemurnian Balitsereal Maros, sebagai contoh NASA-29 adalah varietas yang paling diminati karena tahan penyakit dan produksinya tinggi.
Doktor Pertanian alumnus Jepang ini mengatakan, salah satu perusahaan benih di Jawa Timur yang mengambil parents seed Balitsereal Maros, telah berhasil menangkar benih jagung hibrida dengan hasil panen tongkol benih F0 sebesar 9 – 10 ton per hektar.
“Sedangkan untuk hasil panen benih F1-nya dapat menghasilkan sampai dengan 13,5 ton per hektar, sehingga parents seed yang dikerjasamakan antara Perseroda dan Balitsereal ini, memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan,” ujar Azhari.
Menanggapi pernyataan Azhari, Dirut Perseroda Ir Taufik Fachrudin menyampaikan kebanggaannya atas capaian unit usaha Agribisnis sepanjang tahun 2020-2021 ini. Dia berharap support dan asistensi lanjutan dari Balitsereal yang selama ini sudah terjalin.
“Dalam memproduksi benih asli hasil BUMD Sulsel ini, jaminan atas mutu dan keunggulan benih jagung hibrida menjadi focus perhatian kami untuk selalu dijaga agar hasil panen bisa optimal dan menguntungkan petani,” pungkas Taufik. (*)