"Kecuali yang sampaikan itu alumni dari (Arab) Saudi, itu wajar. Karena corak paham ulama di sana memang mengharamkan. Tapi kalau dari Mesir ini yang mengherankan. Karena ulama-ulama besar di sana justru menyampaikan selamat natal," kata alumnus pesantren ini.
Ringkasnya, kata Pepi, dai seharusnya jujur menyampaikan perbedaan pendapat ulama pada satu objek hukum. Dia mencontohkan ulama-ulama tradisional seperti KH Quraish Shihab yang selalu memaparkan pendapat-pendapat ulama, lalu menyampaikan kecenderungan mengikuti pendapat ulama yang mana. Yang jelas, masyarakat jangan dipaksakan mengikuti pendapat satu ulama saja.
Dengan begitu, masyarakat tidak akan kaget-kagetan ketika menemukan praktek ritual yang berbeda dari yang selama ini mereka pahami. Karena memang, perbedaan dalam amaliyah itu sebuah keniscayaan dan itu seharusnya tidak menimbulkan masalah, apalagi konflik yang merugikan. (aha/fajar)