Kritis Terhadap Semua Informasi, Cara Jitu Tangkal Hoaks di Internet

  • Bagikan

Berikutnya, Adrianus Eliasta Meliala menyampaikan materi berjudul “Hoaks, Dampak dan Etik Digital”. Ia mengatakan, dinamika yang berkembang saat ini, peredaran hoaks atau berita bohong sering kali didasari oleh keyakinan si pembuat atau pengirim berita. Sehingga, kendati dikatakan hoaks oleh sejumlah pihak, tapi tetap saja masih dianggap sebagai kebenaran.

"Umumnya ini menyangkut persoalan politik dan sosial kemasyarakatan, dampaknya fatal bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.

Sebagai pemateri ketiga, Mugniar Marakarma membawakan tema tentang “Berpendapat di Dunia Digital”.

Menurut dia, saat ini potret komentar warganet Indonesia banyak yang tidak sesuai dengan konteks persoalan yang terjadi. Alhasil, ekspresi kemarahan dan ketidaksukaan masyarakat dalam komentar terkena sorotan Microsoft yang menilai bahwa warganet Tanah Air paling tidak sopan se-Asia Tenggara lewat hasil surveinya.

"Undang-Undang Informatika dan Transaksi Elektronik mengatur dan menjadi landasan dalam bersikap di dunia maya, jadi kita seharusnya bisa berhati-hati dalam berpendapat," ucapnya.

Adapun Supardi Bado, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”.

Ia mengatakan, kemampuan sikap kritis warganet harus terus ditingkatkan seiring makin tingginya penetrasi informasi di internet.

"Banyak orang berpendidikan tinggi seperti dosen, bahkan sampai pejabat polisi pun bisa termakan isu berita hoaks. Apalagi masyarakat awam yang kesehariannya selalu dengan internet," kata dia.

  • Bagikan