Berikutnya, Hafiid Pratama menyampaikan materi berjudul “Upaya Mencegah, Mendeteksi dan Menyikapi Cyber Bullying". Ia mengatakan, perundungan dan sikap intimidasi makin marak di era digital lantaran seseorang merasa memiliki kekuatan lebih ketimbang orang lain. Contoh tindakannya antara lain, menyebarkan informasi pribadi seseorang, mengirimkan langsung pesan negatif ke orang yang bersangkutan, meniru identitas seseorang, serta memata-matai.
Sebagai pemateri ketiga, Masdinar Taing membawakan tema tentang “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, seorang guru memerlukan kecakapan digital agar pembelajaran daring menjadi efektif. Tidak hanya mahir dalam penggunaan teknologi, tenaga pendidik juga harus lihai dalam berkomunikasi, kreatif, dan berinovasi. "Dalam pendidikan anak, sudah tidak pas lagi jika orang tua menyerahkan sepenuhnya ke sekolah. Sebab, madrasah terbesar itu ada di rumah," ujarnya.
Adapun Erna Dwi Lidiawati, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Menjaga Keamanan Digital bagi Anak di Dunia Maya”. Ia mengatakan, sejumlah kiat agar anak didik aman dari gangguan konten negatif semisal pornografi dan aksi kekerasan, di antaranya ialah para orang tua harus menyelami dan memahami karakter anak sehingga bisa bersama-sama beraktivitas di dunia digital, buatlah perjanjian serta batasan waktu menggunakan gawai, serta ajarkan cara-cara mengatur privasi anak.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.