Untuk proses produksi, dia menjalin kerjasama dengan pengrajin di Bandung dan Tangerang, serta pengrajin anyaman di Pangkep, para penganyam bisa membuat puluhan tas dan anyaman rotan.
Jelang lebaran lalu, permintaan tas dan anyaman rotan yang telah dihias buatannya itu melonjak.
"Banyak permintaan kemarin karena dijadikan hampers. Saya yang langsung hias anyaman-anyaman rotan ini," ucapnya.
Kini, tas dan anyamannya itu akan dipamerkan dalam bazar pengurus Bhayangkari Pusat secara daring, melihat begitu unik dan khasnya tas dan anyaman yang telah ia desain sedemikian rupa, sehingga peminatnya begitu banyak meski masih mengandalkan kanal digital untuk promosi.
Namun, usaha tersebut juga berada di bawah binaan UMKM Bhayangkari Daerah Sulsel, sehingga untuk pemesanannya pun bisa dilakukan melalui UMKM Bhayangkari Daerah Sulsel, atau via instagram akun Kanya's bag hingga bisa juga melalui whatsapp.
Kedepan ia pun mulai merancang untuk menggaet platform dagang elektronik, seperti Shopee untuk memaksimalkan penjualan dan promosi dari handicraftnya itu.
Trie menyebutkan masuk ke dalam platform digital seperti platform e-commerce Shopee adalah salah satu pilihan terbaik untuk kemajuan bisnis yang dirancangnya. Terlebih target pasarnya sudah melek teknologi dan terbiasa berbelanja di e-commerce.
"Sebenarnya juga peminatnya muncul saat saya pakai tas seperti ini. Akhirnya teman-teman pesan tas dengan motif kain lagosi atau batik. Begitu juga saat saya pakai ke kantor atau jalan-jalan, rekan-rekan banyak yang berminat. Selain itu kita juga tetap pakai media sosial untuk promosi. Sementara kita proses untuk kerjasama dengan platform pemasaran digital," bebernya.(msn/fajar)