FAJAR.CO.ID, BANTAENG -- Kartini masa kini selayaknya memiliki ruang gerak yang lebih. Seiring pergerakan dan perubahan zaman. Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, hendaknya bukan seremoni semata. Lebih dari itu, momen ini harus menjadi ruang refleksi perjuangan perempuan.
Seperti kata Sri Dewi Yanti, Ketua TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Kabupaten Bantaeng. Istri Ilham Azikin, Bupati Bantaeng ini mencontohkan andil kaum hawa di tengah pandemi covid-19 saat ini. Perempuan-perempuan tenaga kesehatan rela berjibaku berdiri di garis terdepan untuk melawan penyebaran covid-19. Sepantasnya, menurut Sri, mereka patut diberi penghormatan yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan keberanian dalam menyelamatkan bangsa dari pandemi yang melanda dunia.
“Kehadiran dokter ataupun nakes perempuan, yang rela meninggalkan keluarga, berjibaku sebagai garda terdepan untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam menekan laju penyebaran virus corona harus diapresiasi. Yang sedang hamil pun, masih tetap menjalankan tugas dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang begitu melelahkan. Hormat dan respect saya kepada mereka. Mereka lah yang patut disematkan sebagai sosok kartini di tengah pandemi covid-19 ini,” kata Sri kepada Radar Selatan, Senin, 19 April 2021.
Bagi ibu empat anak ini, perempuan adalah sosok ciptaan tuhan yang paling istimewa. Sebab perempuan cakap dalam menghadapi situasi apapun yang menimpanya. Ia mencontohkan berbagai kegiatan PKK Bantaeng yang dilakukan sejak awal-awal pandemi covid-19 sampai saat ini.
Meski segala aktivitas harus dibatasi, TP PKK Bantaeng, di bawah kepemimpinan Sri Dewi Yanti, tidak berdiam diri. Mereka mengambil peran dan berkontribusi dalam “melawan” corona. TP PKK Bantaeng membentuk tim, menggerakkan para perempuan dari rumah untuk menjahit sendiri alat pelindung diri seperti masker, hazmat sampai face shield.