FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Varian Delta Covid-19 telah masuk ke Sulsel. Sayang, masih banyak warga yang abai.
Pakar epidemiolog Ridwan Amiruddin mengatakan, dalang utama terjadinya lonjakan angka positif Covid-19 di Sulsel adalah karena varian Delta yang terbawa oleh pendatang dari luar Sulsel.
Daya tularnya yang tinggi tidak sebanding dengan upaya pencegahan yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Ditambah tingkat keabaian masyarakat yang masih sangat tinggi. Hal ini membuat Delta merajalela sehingga kasus tidak bisa dibendung.
"Bertemulah ketidakpatuhan dan daya serang varian baru yang sangat tinggi, situasi tersebut menghasilkan kasus tidak bisa dibendung," kata Ridwan, kemarin.
"Hukumnya seperti itu, hingga Makassar ditempatkan sebagai level empat epidemik," sambungnya.
Dosen epidemiologi Universitas Hasanuddin (UNhas) mengungkapkan terdapat 11 varian delta di Sulsel berdasarkan laporan Kemenkes dari seluruh sample yang diperiksa.
Hal ini yang menjadi bibit yang menyebar secara cepat. Ridwan menyarankan untuk menurunkan level tersebut masyarakat untuk berdiam diri di rumah selama empat minggu dan pemerintah harus melakukan tracing secara maksimal.
Sejauh ini, tracing di Sulsel masih sangat rendah, meskipun angka tracing sudah mencapai 3.000-an, yaitu satu banding tiga. Sedang anjuran WHO satu banding 30.
"Harus dilakukan antisipasi, kalau ini dibiarkan, prediksi saya akan mencapai angka 1.000 kasus, maka PPKM mikro darurat akan diberlakukan juga di Sulsel. Kemungkinan minggu depan akan seperti itu," ungkapnya.