Hoaks, Perilaku Sosial Menyimpang Era 4.0

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, BOMBANA – Sebanyak 1.171 peserta pada hari ini (22/7) antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Bombana, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Bersama Melawan Kabar Bohong”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen Ilmu Komunikasi Uhamka Jakarta, Wininda Qusnul K; psikolog klinis, Yogestri Rakhmahappin; Alumni 36th Sawasdee by AIESEC in Kasetsart University Thailand, Andreadmaja; dan pemengaruh (influencer), Sri Astuti. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Erna Virnia selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Pemateri pertama adalah Wininda Qusnul K. yang membawakan tema “Informasi Digital, Identitas Digital, dan Jejak Digital dalam Media Sosial”. Ia mengatakan bahwa literasi digital tidak sekadar kemampuan mengoperasikan alat, tetapi juga keterampilan kognitif, motorik, sosiologis, sampai emosional. “Keterampilan ini yang harus dilatih. Ini adalah keterampilan yang dibutuhkan dalam menggunakan media digital agar bisa meninggalkan jejak digital yang baik,” katanya.

Berikutnya, Yogestri Rakhmahappin menyampaikan materi berjudul “Bersama Lawan Kabar Bohong, Dampak Penyebaran Berita Hoax”. Dari sudut pandang psikologi sosial, kata dia, penyebaran hoaks merupakan perilaku sosial menyimpang. “Hoaks itu menular, sama seperti penyakit atau virus, sehingga individu dalam massa bereaksi dengan cara yang sama. Efek ini menyebarkan emosi dan perilaku dari satu orang ke orang lainnya,” ungkapnya.

  • Bagikan