Berikutnya, Prapti Leguminosa menyampaikan materi etika digital berjudul “Mencegah, Mendeteksi dan Menyikapi Perundungan Siber”. Ia mengatakan, jika anak mengalami perundungan siber, dampingi anak untuk menguatkan mentalnya, cari tahu latar permasalahannya, dan lindungi dari dampak yang ditimbulkannya. Jangan ragu berkonsultasi dengan psikiater/psikolog agar masalah tersebut tertangani dengan baik.
Sebagai pemateri ketiga, Mohamad Yusuf membawakan tema budaya digital tentang “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, orang tua dan tenaga pendidik harus memiliki kemampuan teknologi terkini agar dapat mengajarkan anak sesuai dengan kebutuhan mereka di tengah perkembangan dunia digital.
Adapun Piet Hein Pusung, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Tips Menjaga Keamanan Digital bagi Anak”. Ia mengatakan, untuk menjaga keamanan anak orang tua harus melakukan monitoring, pengaturan privasi, komunikasi, rekam jejak digital dan mengajarkan prinsip-prinsip berinternet sehat serta aman.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Antusiame para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber dihargai panitia dengan memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik yang dikemukakan peserta di antaranya adalah tentang bagaimana solusi menghindarkan anak dari kecanduan gawai. Narasumber menjelaskan bahwa perlu adanya kesepakatan bersama di rumah untuk mengontrol durasi dan waktu ideal dalam beraktifitas menggunakan gawai selain di luar jam sekolah daring.