"Jika pelanggaran berkembang menjadi pelanggaran hukum, maka perangkat hukum akan berbicara terkait sanksi yang diberikan,” kata notaris ini.
Sebagai pemateri ketiga, Andi Fikri Muh Alwan membawakan tema “Literasi dalam Berdakwah di Dunia Digital”. Menurut dia, para pendakwah harus menyadari generasi milenial lebih tertarik dengan kehadiran meme, kutipan, film, status, video atau vlog.
“Metode penyampaian harus menyesuaikan dengan psikologi generasi milenial, namun harus memperhatikan bahasa dalam berdakwah," jelas dia.
Adapun Muh Hidayatullah, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Tips dan Pentingnya Internet sehat”. Dalam membuat konten untuk media sosial, dia menyarankan untuk menentukan konsep dan memahami target audiens agar saat disebarkan mampu menjangkau khalayak sasaran.
“Buatlah konten-konten berkualitas serta menjaga etika. Kreatif dalam membuat konten, karena meniru karya orang lain akan mudah ditelusuri,” ucapnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
“Dakwah seperti apa yang bisa meningkatkan persatuan, kesatuan dan persaudaraan rakyat Indonesia?” tanya Ignatius Judianto, peserta kegiatan literasi digital.