Sebagai pemateri ketiga, Muhammad Idris membawakan tema “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Dia mengatakan, saat ini, banyak pendidik yang masih menerapkan pola mengajar konvensional kala melakukan PJJ. Padahal, sekarang ini, siswa adalah pusat pembelajaran, sementara pendidik merupakan fasilitator dan teman belajar bagi mereka. “Maka, metode pengajaran juga harus diubah dan pendidik harus kuasai berbagai platform digital,” tegasnya.
Adapun sebagai pemateri terakhir, Andi Widya Syadzwina, menyampaikan tema “Tips Menjaga Keamanan Digital Bagi Anak-anak di Dunia Maya”. Ia berpendapat bahwa orang tua berperan penting dalam menjaga keamanan digital bagi anak. Anak perlu diajarkan untuk menjaga privasi dengan tidak sembarangan memberikan nama, nomor telepon, surel, sekolah atau membagi foto ke orang tidak dikenal. “Ajarkan anak untuk menolak bertemu orang yang dikenal hanya lewat internet,” tuturnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Irawati Wibowo, bertanya tentang bagaimana cara menyikapi anak korban perundungan siber, terutama yang cenderung introvert. Alink Ayu Pratiwi mengatakan, jika anak sudah ditanya, tetapi tidak merespon, orangtua bisa mencari tahu ke teman si anak atau bertanya ke guru sekolahnya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.