Sementara itu, di tengah panasnya bursa calon rektor Unhas, civitas akademika mengharapkan agar rektor terpilih nantinya dapat mengangkat nama besar Unhas masuk minimal dalam 500 kampus terbaik dunia.
"Rektor itu sebagai nahkoda, maka harus memiliki jaringan akademik, diakui secara nasional maupun internasional. Karena kalau visi Unhas untuk masuk dalam 500 terbaik dunia, ya harus berkontribusi secara internasional dan kontribusi itu diakui," kata Dosen di
Departemen Ilmu Administrasi Publik Unhas, Andi Ahmad Yani.
Ahmad Yani yang kini menjalani program doktor di Universitas Laiden Belanda menuturkan, reputasi internasional semestinya diakui secara tulisan. Dosennya pula harus bisa membangun riset dengan kampus internasional. Selain itu, lanjut dia, tidak pula dilupakan ialah kontribusi PTN terhadap masyarakat seperti memberikan bantuan pendidikan bagi mahasiswa yang berada pada daerah tertinggal (3T), memberikan solusi terkait permasalahan masyarakat dan visi kemanusiaan yang lain.
Rektor diharapkan mengembalikan kampus sebagai sumber pengetahuan, melahirkan cendikiawan yang memberikan kritik dan konstruktif. "Cendekiawan kampus ialah mengkritik dan memberikan solusi. Itu yang disebut konstruktif dan ini yang harus lahir di kampus dengan pimpinan yang berwawasan," kata Yani. (wis-bus/arm)