Visioner dan kreatif dalam menciptakan terobosan baru untuk menjadi yang terdepan, serta berpikiran terbuka menggali dan mengolah beragam informasi secara analitis dan sistematis, serta antisipatif, gesit, dan responsif dalam menghadapi perubahan.
Eksistensi PT Paragon Technology and Innovation merupakan proses panjang. Latar belakang pendidikan di bidang farmasi banyak membantu Nurhayati. Apalagi pengalamannya bekerja di perusahan kosmetik mulitnasional. Ia pun mendirikan perusahan kosmetik pada 1985.
Menurut Nurhayati, ia melakukan pengembangan atau inovasi dari apa yang diperoleh di tempat ia bekerja sebelumnya dengan harga yang lebih terjangkau tentunya.
Namun dalam perjalanannya perusahan kosmetiknya, pabrik yang masih industri rumahan itu terbakar pada 1990. Kondisi sulit dirasakan Nurhayati saat itu. Namun, tak putus semangat dan kembali bangkit.
“Saat itu terjadi pas puasa, kalau tutup karyawan nggak dapat THR. Kalau piutang juga saya tutup saya nggak bisa bayar hutang, kalau memikirkan diri sendiri ya tutup aja kebetulan suami bekerja dan gajinya masih lebih dari cukup. Tapi semangat kepedulian inilah yang saya rasakan bisa bangkit kembali,” ungkapnya kembali mengenang.
Sementara itu, anak kedua Nurhayati Subakat yang juga CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat, menjelaskan, didikan sang ibulah yang menginsipirasinya. Salman Subakat menilai, ibunya itu tidak pernah berhenti belajar. Misalnya, ada sesuatu yang baru di Youtube, ibunya pun bertanya tentang hal baru tersebut.