Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sulsel, Mohammad Hasan Sijaya mengatakan sangat mengapresiasi langkah yang diberikan oleh Gubernur Prov. Sulsel, para seniman dan pemerhati budayawan, dan literasi yang telah terlibat pada Festival tahun lalu sehingga acara ini dapat berkelanjutan.
"Tahun ini tentu kesiapan kita sama dengan tahun lalu, akan tetapi perlu lebih baik karena pada penghujung acara nanti kita lebih fokus pada terbitnya Peraturan daerah." ujarnya.
Menurutnya dengan adanya perda yang mengatur, tentu akan menjadi pegangan bagi semua kalangan untuk memasyarakatkan Aksara Lontaraq kita.
"Perda ini nanti akan menjadi acuan kita, dan jadi pegangan dalam rangka memberikan penekanan kepada seluruh lapisan masyarakat terutama kalangan pemerintahan sendiri untuk menjadikan simbol-simbol lontaraq dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bukan malah bahasa asing yang dibesar-besarkan." terangnya.
Untuk itu dikatakan, pada Falaq tahun ini sasarannya adalah kaum Milenial sebagai generasi penerus yang tidak boleh buta akan aksara Lontaraq.
"Kita akan sasar kaum Milenial, karena kita ini mau mensosialisaskan dan memberi pemahaman pada masyarakat sejak usia dini. Jadi ketika kita sudah tak ada lagi anak cucu kita nanti ada yang bisa meneruskan. Ini harus jadi kekhawatiran kita bersama." Pungkasnya.
Kurator FALAQ 2021, Yudisthira Sukatanya mengatakan, FALAQ 2021, diharapkan akan menjadi bagian gerakan kebudayaan, dalam menjaga tradisi aksara Lontaraq.
" Kita punya kewajiban moral menjaga warisan leluhur kita. Di tengah pandemi upaya ini sebuah langkah yang patut diapresiasi.", kata Yudistira Sukatanya.