Dia berpandangan, perguruan tinggi jangan menjadi menara gading. Dimana serapan Perguruan Tinggi (PT) di dunia kerja hanya kisaran 10,18 persen, riset demografi UI 60,52 kualitas pekerjaan lulusan PT tidak sesuai.
Relevansi lulusan pendidikan tinggi dengan dunia kerja kerja sangat rendah, oleh kerena itu bagaimana kedepan lulusan PT itu relevan dengan kebutuhan Indonesia dan mengasilkan SDM unggul Indonesia maju 2045.
Pertnyaaamnta adalah apakah popularitas program studi saat ini cocok atau tidak oleh karena itu, dia mengharapkan Indonesia untuk bisa menjawab tantangan revolusi industri sebagai mega trand dunia.
Sekaligus mengantisipasi dampak jangka pendek dan jangka panjang Covid-19 maka kita harus melalukan perubahan pendidikan secara revolusioner beriorintasi berdasarkan kebutuhan masa depan dan mempersiapkan SDM Indonesia terdepan di bidang tehnologi
"Maka persiapan saya ke depan ingin membawa Unhas dengan berbagai strategi. Artinya Perguruan tinggi benar-benar bisa merakyat, menghasilkan lulusan diperlukan oleh masyarakat Indonesia baik di tinglat nasional dan Internasional," tegasnya.
Ketika ditanya soal dukungan, dia menagskan bahwa telah mendapat restu pemilik suara. Selain itu, dia beranggapan pemilih di Unhas adalah rasional melihat calon memiliki kompotensi dan pengalaman.
"Dukungan alhamdulillah, dapat pemilik suara. Kami yakin dan percaya pemilih di Unhas adalah rasional. Melihat calon punya kompotensi dan kapabilitas. Soal dukungan saya optimis dan serahkan keapada Allah SWT," pungkasnya.