Senada dengan hal tersebut, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Adenan Rasyid menyebut ada 7 rencana penanganan jangka panjang yang akan dilaksanakan mulai tahun depan hingga 2025.
"Kita masih dan akan terus melanjutkan penanganan pengendalian banjir berupa normalisasi sungai dan penguatan tebing di 3 sungai, yakni Masamba, Radda, dan Rongkong. Ini sudah menjadi baseline. Sementara itu 3 stok program lainnya adalah pembangunan sabo di 3 sungai tersebut, dan untuk 2025 rencana pembangunan bendungan Sungai Rongkong," sebut Adenan.
Pada kesempatan itu, Ia juga meminta kesabaran semua pihak sebab upaya penanganan dilakukan berdasarkan skala prioritas dan efektivitas.
"Penanganan jangka menengah sekarang sedang kita lakukan, saya memahami keluhan teman-teman terkait tingginya sedimentasi di Sungai Masamba namun saya mohon saudara bersabar karena ini sementara berproses.
Semua akan disentuh sampai ke pembangunan sabo, sudah didesain dan akan dilaksanakan.
Normalisasi dan pembuatan tanggul tetap kita laksanakan sampai tahun 2025 termasuk dengan pemeliharaan. Mohon dukungan dari semua pihak sebab semua dikerjakan berdasarkan skala prioritas dan efektivitas, semoga pembangunan sabo dam bisa segera kita eksekusi tahun depan," harap Adenan.
Terkait drainase perkotaan, Adenan menuturkan, hal itu masuk dalam kewenangan cipta karya.
"Maka dari itu, mohon ijin ibu bupati, kita harus duduk bersama siapa berbuat apa sebab kami tidak bisa melampaui tugas dan wewenang. Kondisi drainase di kota itu dampaknya, jadi intinya kita harus menyelesaikan penyebabnya dengan pembangunan sabo dam, sebab jika sedimentasi berkurang maka sistem tata air di kota juga bisa terkendali," terang Adenan. (rls)