Pendidikan Sosiologi Unismuh Bahas Inovasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

  • Bagikan

“Menurut saya, program yang dicanangkan Pemerintah, Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), bisa jadi merupakan salah satu artikulasi dari Pendidikan pembebasan. Misalnya menggunakan pendekatan studi kasus, pembelajaran yang berorientasi pemecahan masalah, dan belajar dari luar kampus,” terang alumni Program Doktor Universitas Padjajaran ini.

Terkait imbas Pandemi terhadap pendidikan, Darmawan berpandangan sebaiknya Pemerintah fokus menuntaskan Corona terlebih dahulu, Pendidikan bisa kita perbaiki belakangan. “Dunia ini telah bergerak dalam percepatan terlalu tinggi, kita butuh perlambatan. Kita butuh refleksi. Pandemi telah menyediakan ruang perlambatan dan refleksi itu,” terang Darmawan.

Sementara itu, Dr Muhammad Syukur mengulas subtema ‘Membangun Generasi Pemungkin untuk Mengatasi Tantangan Pendidikan Abad 21’. Generasi pemungkin, menurut Syukur, adalah generasi yang mampu berpikir dan bertindak mengubah ketidakmungkinan menjadi mungkin.

Generasi pemungkin, kata Syukur, memiliki 10 kriteria. Kriteria tersebut, yaitu Shidiq (jujur), tabligh, Amanah, fathonah, Critical Thinking, Creativity, Collaboration, senang dengan tantangan, tidak mudah menyerah, kerja tuntas dan ikhlas.

Syukur juga mengulas tentang dampak positif COVID-19 terhadap Pendidikan. “COVID telah memaksa para guru dan dosen menguasai teknologi. Mungkin dulu hanya 20 persen yang mampu menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran, sekarang sudah mencapai 80%,” terang Syukur.

Kegiatan ini dihadiri puluhan dosen dan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar. Acara diawali dengan Sambutan dari Ketua Prodi Drs Nurdin MPd dan Ketua Himasogi Dedi Ismatullah.

  • Bagikan

Exit mobile version