Hasil Swab di 45 Tempat Usaha Non Reaktif, Epidemilog Minta Pemkot Perbaiki Tracing

  • Bagikan

Sementara itu, Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, screening dari swab antigen terbilang cukup baik, nol kasus yang ditemukan dari hasil swab merupakan indikasi kuat kasus mulai Covid-19 mulai membaik.

"Metode swab antigen yang dilakukan disana tidak ada yang reaktif menunjukkan kecenderungan kasus di populasi umum semakin kecil. Efektifitas antigen untuk mendeteksi adanya reaktif sebagai screening awal itu sudah cukup baik, kecenderungan kasus mulai terkendali," ujarnya.

Hanya saja segmen yang disasar masih sangat minim, menurutnya kontak erat sebagai bentuk tracing dianggap sangat kurang. Padahal penjejakan kasus dianggap akan lebih efektif jika dilakukan demikian.

"Sebenarnya masih perlu diperbaiki tatalaksana tracingnya. Tracing harusnya sesuai kontak erat, bukan hanya memperbanyak yang dilacak tapi harus memiliki kontak erat," terangnya.

Selain itu, meski indikasi menunjukkan tren yang baik, standar kuantitas tracing Makassar masih dipertanyakan.

Inmendagri No. 36 tahun 2021 dianggap belum sepenuhnya dipenuhi dimana sesuai standar Makassar masih harus melakukan tracing minimal 15.554 orang per hari.

Sementara untuk skala provinsi dianggap sudah memuaskan. Jumlahnya dilaporkan berangsur normal dengan kisaran testing mencapai 3,4:1000 dimana standar sudah mencapai 3:1000.

"Standar testing untuk Sulsel sekarang menunjukkan angka 3.4 per 1000 per pekan. Sudah beberapa pekan di atas standar (3/1000)," ujarnya.

Dia melanjutkan, hal ini harus tetap disikapi dengan hati-hati, pertumbuhan ekstrim kasus Covid-19 per Juli hingga Agustus lalu mengindikasikan berlalunya gelombang kedua Covid-19.

  • Bagikan