FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Kekebalan kelompok atau herd immunity berperan penting dalam pengendalian Covid-19. Namun, pelengkap lainnya tentu tetap jadi pegangan.
Menurut keterangan Ahli Epidemiolog Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Prof Masriadi, patokan dasar epidemiologi penularan virus ditentukan oleh sistem kekebalan tubuh.
"Kontribusi besar pengendalian virus ada pada sistem kekebalan tubuh. Tetapi, sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan saat ini bukan lagi sistem kekebalan personal (individu), melainkan hard immunity (kekebalan masyarakat)," jelasnya kepada FAJAR, Kamis 9 September.
Maka dari itu, jika pelaksanaan vaksinasi terus didistribusikan secara merata akan menjadi patron atau indikator terjadinya penurunan prevalensi dari Covid-19 itu sendiri.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI ini menyakini jika cakupan vaksinasi sudah mencapai 70 hingga 80 persen penduduk dalam satu wilayah akan memberikan dampak positif.
Mengapa? Karena sebagian besar dari mereka telah memiliki pertahanan berupa anti bodi sehingga dapat melindungi mereka yang belum tercakup.
"Vaksin paling mendasarnya kan dapat mencegah penularan Covid. Sehingga ada rasa lebih aman jika cakupan vaksinasi dapat tercapai sesuai target yang diharuskan," ujar Masriadi.
Ahli Epidemiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Ansariadi mengatakan dari kurva epidemik mingguan saat ini, kasus Covid-19 tertinggi terjadi pada bulan Juli ke Agustus.
"Data yang kami himpun hingga Senin kemarin. Angka itu menunjukkan jumlah kasus baru per minggu nya. Ini menandakan kasus terus ada, walaupun relatif melandai," jelasnya kepada FAJAR.