FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Wacana perubahan status Covid 19 di Indonesia dari Pandemi ke Endemi kembali menguat belakangan ini. Menyusul kasus yang terus melandai.
Kampanye mengubah Covid-19 menjadi endemi pertama kali diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah webinar bersama RS Premier Bintaro pada Maret 2021 laku.
"Belajar dari pandemi black death di Eropa yang membunuh hampir ratusan juta orang, Covid-19 ini bisa hilang secara bertahap enggak pernah cepat. Berubah menjadi epidemi dan pelan-pelan dieradikasi menjadi endemi di sebuah negara," kata Budi kala itu
Koordinator Posko Satgas Covid-19 Provinsi Sulsel, dr. Arman Bausat mengungkapkan tanda tanda perubahan status Covid 19 sudah mulai terlihat. Salah satunya pemulasaraan jenazah yang sebelumnya dilakukan satgas kini diserahkan ke rumah sakit.
"Dulu kan semua jenazah yang meninggal karena Covid di semua RS kan satgas yang antar, mulai dari jemput dipakaikan kantong jenazah, disiapkan kantong jenazah disiapkan peti jenazah, antar ke pemakaman dimakamkan itu semua kemarin satgas, kapan kita berhenti bisa bisa habis kita punya anu,"katanya, Sabtu (11/9/2021).
Dirut RSKD Dadi itu mengungkapkan, Covid 19 yang susah dihilangkan seutuhnya menjadi alasan statusnya diubah ke endemi. Sehingga kedepan masyarakat bisa berdampingan virus ini. Sama halnya seperti flu.
"Sudah banyak ramalan Covid ini tidak bisa hilang, manakala tidak bisa hilang berarti sudah jadi endemi, akan selamanya mungkin ada, walaupun nanti diharapkan herd imunity kekebalan masyarakat kalau misalnya suatu saat menyerang yah tinggal gejala ringan flu biasa, semua sudah diantisipasi itu,"bebernya.