FAJAR.CO.ID, GOWA - Rencana untuk dilakukan pembongkaran makam lelaki DN (22) yang menjadi korban ritual pesugihan oleh empat keluarganya di Lembang Panai, Kabupaten Gowa belum dilakukan sampai saat ini.
Padahal sebelumnya, penyidik mengaku telah berkoodinasi dengan pihak RS Bhayangkara untuk membongkar makam DN, untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Nyatanya, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pembongkaran dan otopsi itu akan dilakukan. Senada, Kasubag Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan, mengatakan, lagi-lagi pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit.
"Soal otopsi, Polres Gowa sudah menyurat ke RS Bhayangkara untuk otopsi dan hari ini masih koordinasi kapan kesiapan dokter. Ada tiga saksi itu yang mengetahui dan melihat (kejadian)," katanya, Senin (13/9/2021).
Terpisah, informasi yang dihimpun di RS Bhayangkara belum lama ini, pihaknya belum menerima surat dari penyidik
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby mengaku telah berkoordinasi dengan keluarga korban agar pembongkaran makam DN guna diotopsi bisa dilakukan.
"Untuk penyebab kematian korban, masih kita selidiki. Namun setelah kita berkoordinasi dengan pihak keluarga, memang kita akan lakukan otopsi," kata Boby, Rabu (8/9/2021) lalu.
Winarni, salah satu kerabat dari kakak beradik yang jadi korban pesugihan di Lembang Panai, Kabupaten Gowa sempat menyaksikan DN (22) yang sudah tak bernyawa usai diduga dicekoki dua liter air garam oleh keluarga dekatnya sendiri, 1 September 2021 lalu.
Saat itu, ia datang ke sana karena telah menerima kabar bahwa DN meninggal. Sesampainya di rumah duka, Winarni mengaku tak percaya dengan penyebab kematian DN yang ia terima.