FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kanwil Bea Cukai Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel) kini fokus untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat melalui program Desa Devisa.
Program ini merupakan bantuan dari Kanwil Bea Cukai yang bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Desa devisa sendiri merupakan program pembinaan kepada masyarakat untuk meningkatkan produksi dan pengolahan bahan potensi ekspor di sejumlah wilayah di Indonesia.
Di Sulsel sendiri ada satu desa wisata yang menjadi percontohan. Desa tersebut berada di Kota Palopo.
Diketahui, di desa tersebut merupakan salah satu desa penghasil kopi Arabika. Dimana kopi tersebut menjadi primadona ekspor di Indonesia.
"Bersama LPEI, kita sudah membuat desa devisa kopi di Palopo, kita ingin petakan desa-desa ini memiliki hasil bumi apa saja, nanti kita kolabosasikan dengan tempat lain," ujar Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Noegroho kepada fajar.co.id.
Program ini akan mencakup mulai dari permodalan hingga pemasaran. Untuk pemasangan, Kanwil Bea Cukai akan bekerjasama dengan rekanan di luar negeri.
Program ini diharapkan dapat memutus rangkaian distributor, sehingga dapat memperbaiki harga jual produk.
"Ini semua akan mengcakup mulai dari pemodalan hingga pemasaran, kita akan punya link, kita punya rekanan yang membutuhkan barang, nantinya kita lakukan bisnis matching anatar pengusaha dan masyarakat, kalau sudah ketemu mereka oke, ekspor," lanjutnya.
"Kita fasilitasi itu, kita fasilitasi ekspornya agar bahan baku nya murah, dan ini akan menghasilkan devisa. Makanya program ini kita namakan desa devisa," ujarnya.